Tips Membangun Rumah Tangga
Saat pacaran dan ingin melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, pasti yang diimpikan oleh pasangan muda adalah keluarga yang bahagia, rukun, damai, berkecukupan, anak yang sehat dan hidup yang penuh keharmonisan.
Tak ada yang memimpikan hal yang buruk, semua memimpikan hal yang indah dan bahagia. Tapi semua impian itu tidak akan 100 persen terwujud karena yang namanya hidup dalam satu rumah tangga dengan dua orang karakter yang berbeda perlu penyesuaian.
Penyesuaian yang berproses karena saat sudah menjadi pasangan suami istri tidak ada lagi yang namanya menutupi karakter masing-masing. Semua akan mengalir begitu saja menunjukan sifat asli masing-masing.
Nah, sifat asli yang ketahuan saat sudah berumah tangga inilah yang kadang memicu ketidakpuasan atau kekecewaan pasangan. Seperti pasangan yang dulu biasanya rajin mengantar jemput calon istri , sekarang menyuruh pergi atau pulang kantor sendiri. Atau istri yang dulu biasanya perhatian menanyakan kabar sudah makan, sekarang jarang dan tak pernah.
Kalau sudah begini akan muncul riak- riak dalam rumah tangga. Istri merasa tidak lagi dicintai atau merasa diabaikan. Timbul kekecewaan dan sakit hati bahkan penyesalan. Begitu juga dengan suami yang merasa tidak lagi merasa diperhatikan oleh istri dan mulai membanding-bandingkan.
Komunikasi yang tidak lancar akan membuat suasana makin keruh bahkan berujung kepada prasangka yang lebih buruk dan kemudian berujung pertengkaran. Jiwa muda yang masih meletup makin membuat kondisi rumah setiap hari makin panas dan kemudian masing-masing merasa tidak nyaman dan mencari kenyamanan masing-masing di luar. Mencari kebahagiaan di luar rumah dan endingnya bisa terjadi perselingkuhan dan kemudian perceraian.
Tipe-tipe rumah tangga pasangan musa seperti ini banyak sekali. Banyak yang tidak menyadari, berumah tangga pada dasarnya adalah proses yang tidak mudah dan perlu saling pengertian, saling percaya, saling mendukung dan berkomunikasi selain saling menyayangi.
Ego yang tinggi membuat pasangan muda merasa harus selalu dimengerti tanpa bisa mengerti pasangan mereka, hanya ingin didengar tapi tidak mau mendengar dan hanya bisa menuntut tanpa bisa memberikan.
Berumah tangga pada hakikatnya juga harus bisa menerima segala kekurangan pasangan dan kemudian melengkapi dengan kelebihan masing-masing. Karena yang namanya manusia tak akan ada yang sempurna 100 persen.
11 tahun berumah tangga, saya juga merasakan riak-riak dan kekecewaan terhadap pasangan. Ada masa-masa yang membuat mental jatuh dan merasa lelah dengan kehidupan yang dijalani. Tapi, itu semua bisa diatasi dengan mengingat kembali tujuan hidup kita, tujuan berumah tangga dan apa yang ingin diraih dalam berumah tangga.
Tips rumah tangga yang saya terapkan adalah :
1. Menerima kekurangan pasangan saya
Seperti suami saya hemat bicara. Kadang saya merasa tidak dianggap, tapi kemudian saya menerima dengan menganggap itu sebuah keuntungan. Bayangkan saja jika kami sama-sama hobi berciloteh, tentu rumah bakal rame dan tidak ada yang mau mengalah karena ingin selalu didengar
2. Tidak bergantung kepada pasangan.
Pernah melihat ada istri yang sangat bergantung dengan suami ? banyak. Kemana-mana selalu minta diantar, minta dilayani ini itu. Saya tidak seperti itu dan saya lebih suka mandiri. Sehingga suami tidak merasa direpotkan, tidak merasa dituntut apalagi dirongrong.
3. Percaya kepada pasangan.
Kepercayaan yang kita berikan kepada pasangan tentu akan membuatnya nyaman dalam bekerja dan beraktifitas. Saya tidak pernah menginterogasi suami jika pulang telat, paling hanya menanyakan mengapa dia pulang telat dan biasanya itu ada kerjaan mendadak yang harus diselesaikan.
4. Menghargai jerih payah pasangan
Menghargai jerih payah pasangan bisa dilakukan dengan mengelola keuangan keluarga dengan baik. Bisa menyisihkan uang untuk tabungan masa depan. Istri yang boros dan selalu tidak merasa cukup akan membuat suami merasa tidak dihargai jerih payahnya, sehingga bisa memicu pertengkaran.
5. Tidak mencampuri urusan pekerjaan
Ada istri yang kepo dan suka mengurus urusan suami di kantor. Suka bertanya-tanya ke teman kantornya tentang gaji, tunjangan dan aktifitas suaminya. Hal itu tentu akan membuat suami tidak nyaman dan merasa dimata-matai.
6. Menghargai orang tuanya
Orang tua suami adalah orang tua saya juga. Jadi saya saya sangat menghormati mereka dan memuliakan mereka. Karena banyak wanita yang menganggap mertua khususnya ibu mertua adalah musuh dan lupa keberadaan suami mereka di dunia adalah karena ibu mertua
7. Mengalah
Mengalah saat ada riak-riak kecil adalah selalu saya lakukan. Bersitegang hanya akan memunculkan masalah baru. Lebih baik diam, mundur sementara dan lalu bicara saat suasana sudah membaik untuk mendapatkan solusinya.
8. Bertanggungjawab
Bertanggungjawab kepada keluarga dan anak harus dilakukan supaya keluarga tetap harmonis. Meski bekerja tapi urusan rumah tangga, suami dan anak harus tetap prioritas. Anak harus tetap bisa mendapatkan kasih sayang dan suami juga tidak merasa diabaikan.
Sangat berguna untuk para pengantin baru, Mbak. Bahkan saya yang pengantin lama kadang butuh tips seperti ini. :D
BalasHapus