Opera Fun Town : Pelepas Dahaga di Sahara Seni Kota Gurindam
Opera Fun Town, di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman Tanjungpinang, Sabtu Malam, 8 April 2017 |
Hawa panas menyeruak. Badan saya mulai dibasahi keringat dan
kerongkongan terasa kering. Saya melirik pendingin udara di bagian atas Gedung
Aisyah Sulaiman, nyala. Ada sekitar 6-8 pendingin udara di sana. Tapi mungkin
karena gedung yang penuh dan membludak, pendingin udara itu tak sanggup lagi
mengerjakan fungsinya secara maksimal di gedung dengan kapasitas sekitar
300-400 orang tersebut.
Untung masih ada sisa air mineral yang sengaja saya bawa
dari tempat makan yang bersisa sepertiga botol. Saya meminumnya sambil mata
tidak lepas terus ke pentas, tempat berlangsungnya pementasan Opera Fun Town.
Gelak tawa kembali pecah ketika ada adegan yang mengelitik
perut. Saya nyaris tersedak ketika adegan pejabat yang ditunggu warga kampung datang
sambil sok sibuk dengan smartphonenya. Ia diiringi ajudan dan tiga orang polisi
pengamanan. Pejabat dengan jas merah itu acuh tak acuh menjawab pertanyaan dari
reporter yang mewawancarainya.
lihat ekspresi dan mimik mereka...dapet banget |
Gelak tawa itu entah yang kesekian kalinya. Yang jelas,
opera itu sangat menghibur, menggelitik rasa penasaran dan membuat betah hingga
melupakan udara gerah. Penonton yang membludak hingga duduk di tangga tidak
peduli dengan udara panas. Mereka seakan tak mau ketinggalan satu detik adegan.
Ternyata di luar juga ramai penonton di layar lebar yang memang sengaja
disediakan panitia.
Ya, Opera Fun Town yang merupakan bagian dari Gelar Budaya
2017 Balai Pelestarian dan Nilai Budaya (BPNB) Kepri, pada Sabtu malam, 8 April 2017 di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman. Para pemainnya terdiri
dari berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa dan karyawan yang direkrut
melalui online di sosial media dan bekerjasama dengan enam sanggar seni yang
ada di Kota Tanjungpinang.
totalitas |
Opera Fun Town dengan naskah cerita yang ditulis Ary Sastra menceritakan
tentang kesenjangan sosial yang terjadi antara Tun Brothers dan masyarakat
biasa di sebuah perkampungan yang bernama Kampung Sudut. Perkubuan antara
Keluarga Tun dengan masyarakat makin tersibak tatkala prosesi penyambutan Bapak
Pejabat, yang beberapa kali mengalami permasalahan akibat komunikasi yang tidak
seiring sejalan.
Selain itu kesenjangan sosial itulah menyebabkan rumitnya
kisah percintaan antara Tun Rajab dan Ria. Tidak hanya itu, opera tersebut juga
kaya akan rampai madah dan kias pantun yang dipadupadankan dengan musik dan
gerakan riuh rendah.
Memadukan tari dan lagu |
Unsur drama dipadu gerakan tari dan pantun berpadu selaras
dengan musik nan rancak disutradarai oleh Nanda Darius serta penata music Adi
Lingkepin dengan Samudera Art Production. Tata panggung dan property yang artistik makin hidup dengan tata cahaya yang
dipersiapkan maksimal. Bahkan untuk suara, setiap pemain dilengkapi dengan klip
mic sehingga suara pemain jelas terdengar hingga penonton paling belakang.
Berpuluh pantun harus dihafalkan dan malam itu mereka terbaek |
Penonton terkesima, terpana, tertawa, tergelak dan bersiul serta
bertepuk tangan nyaris di setiap babak. Opera Fun Town ini benar-benar membuat
penikmat seni seperti mendapatkan air di gurun sahara. Saya pribadi merasakan
itu, karena selama ini bisa dikatakan belum pernah melihat opera seperti itu.
Selama ini penampilan seni yang disuguhkan hanya itu itu saja dan seringkali oleh kelompok
orang itu itu saja. Sehingga ketika sesuatu yang baru ini disuguhkan, lekat
mata memandang ke pentas dan tak sedikitpun hendak beranjak.
Seirama |
Tidak hanya dua jempol, kalau boleh menambahkan dua jempol
kaki saya berikan untuk semua yang terlibat dalam pementasan Opera Fun Town.
Khususnya para pemain yang terdiri dari latar belakang sangat memukau.
Mengapa sebegitu banyak jempol itu mereka ? Tentu saja
pantas karena mereka adalah orang-orang yang dikumpulkan atau direkrut melalui
sosial media dan baru bertemu saat opera ini digarap. Mereka bisa menyatu dalam
gerak, langkah, suara dan irama.
" Rekrutnya dari facebook saja. Waktu itu saya buat status bagi yang mau main teater. Jadi ada yang mahasiswa, pelajar dan karyawan," tutur Ary Sastra, selaku penulis naskah saat berbicang usai acara.
" Rekrutnya dari facebook saja. Waktu itu saya buat status bagi yang mau main teater. Jadi ada yang mahasiswa, pelajar dan karyawan," tutur Ary Sastra, selaku penulis naskah saat berbicang usai acara.
Menjiwai
|
Diantara sekitar kurang lebih 25 orang pemain opera itu
sebagian besar bukan berlatar anggota sanggar seni. Mereka adalah orang-orang
yang tertarik belajar seni dan kemudian digembleng oleh orang-orang yang tepat
yang mempunyai latar belakang akademisi. Pengalaman seni dan ilmu akademis yang
mereka miliki telah melahirkan talenta-talenta yang luar biasa malam itu dan
membuat penonton betah duduk hingga pertunjukan tuntas.
.
Dialog yang panjang, puluhan pantun yang harus dihafal dan
gerak tarik yang harus dikuasai menurut saya bukanlah sesuatu yang mudah
dilakukan dalam bersamaan di pentas. Tapi mereka mampu dan memukau penonton.
Jadi pantas applaus meriah hadirin dan penghargaan diberikan oleh Balai
Pelestarian dan Nilai Budaya (BPNB) kepada mereka yang terlibat.
Kepala BPNB Kepri Toto Sucipto dalam sambutannya sebelum
pertunjukan dimulai mengatakan, pertunjukan Opera Fun Town itu adalah bagian
dari upaya melestarikan budaya lokal. Menurutnya pelestarian budaya lokal bisa
tetap dengan gaya kekinian asalkan tidak tercerabut dari asalnya, seperti opera
tersebut.
Saat ini katanya, pada akhir maret lalu pantun telah
diajukan sebagai warisan budaya dunia. Karena ia mengharapkan dan menghimbau
generasi sekarang bisa melestarikannya dalam berbagai bentuk, baik festival,
pentas seni dan pertunjukan lainnya.
“ Saya pernah melihat adik-adik ini latihan dan saya sangat
senang mereka bisa melestarikan budaya tanpa tercerabut dari akarnya,” tutur
Toto.
latihan |
Sedangkan Said Parman, seorang seniman dan budayawan di
Kepri yang hadir malam itu juga menyatakan apresiasinya. Ia mengharapkan
pementasan opera itu tidak berakhir begitu saja namun harus terus berlanjut
dengan karya baru. Bahkan ia menilai, pementasan tersebut sudah sangat layak
dipertunjukan di Taman Ismail Marzuki.
Waktu latihan |
Penonton setia sampai akhir acara |
Entah apapun maknanya, upaya membina generasi seniman di
kota ini memang harus universal. Tanpa merasa ada yang lebih dulu, lebih tahu,
lebih berperan dsbnya. Seniman di kota ini harus terus lahir dan tumbuh
berkarya demi lestarinya seni dan budaya milik bangsa. Anda tentu setuju kan ?
Eh btw...ini tulisan opini saya pribadi dari kacamata penikmat seni. Jangan sensi ya..peace :)
Opera Fun Town
Naskah :
Ary Sastra
Sutradara :
Nanda Darius
Ass Surtadara :
Syarifah Lail, S,Sn
Penata Artisitik : Roy Robert Waas
Penata Musik : Adi
Lingkepin
Penata Rias dan Busana : Melly Angaraini
Pemain :
Al Mukhlis sebagai Tun Rajab
Barozy Alaika sebagai Tun Leman
Ria Safariah sebagai Rhia
Tri Indah sebagai Tun Harum
Zainbal Anbiya sebagai ajudan
*******************
aku pernah nonton opera di batam seru juga ternyata secara baru pertama kali nonton.
BalasHapus